Ditempat
yang disediakan untuk para tamu undangan, Machfudh
dari www.nurullailaturrahmah.blogspot.com berbincang-bincang kecil dengan Ust. Abdurrohman Djaelani
(Udjae), mengenai banyak hal termasuk tema yang diangkat.
Menurut
Udjae, tema yang diangkat pada Tabligh Akbar Isra Mi’raj kali ini, yaitu Antara Iman dan Akal. “Sebab kalau umat
Islam menerima Firman Allah SWT dengan akalnya lebih dahulu, maka hasilnya akan
tidak masuk akal. Tapi kalau menerimanya dengan Iman atau keimanannya, maka apa
pun akan menjadi masuk akal,” ungkapnya disela-sela acara Tabligh Akbar,
(31/05-2014).
Seperti
semut, tambah Udjae, secara akal, tidak mungkin seekor semut bisa berkeliling
Jakarta. “Dari pasar Kebayoran Lama ke daerah Pondok Indah, terus ke hotel
Sahid, lalu kembali ke pasar. Semua itu kalau tidak dengan kekuasaan Allah SWT,
hanya Dia yang bisa memperjalankan semut itu,” paparnya.
Bila
mendengar penjelasan dari Udjae dengan mendahulukan akal, maka kemungkinan
besar tidak akan masuk akal, karena bagaimana bisa seekor semut berkeliling
Jakarta sedangkan jarak yang ditempuh itu berkilo-kilo meter jauhnya.
Lebih
jelas lagi, Udjae menerangkan, semua bisa saja terjadi seperti halnya semut
tadi. Kalau Allah SWT sudah berkehendak, apa pun bisa terjadi dengan Kuasa-Nya.
Semut
itu kan bisa ada di mana-mana, semut yang satu ini ada di buah rambutan. Kemudian
orang beli rambutan di pasar Kebayoran Lama, maka semut itu otomatis ikut
kerumah orang tersebut, di daerah Pondok Indah.
Karena
ada keperluan ke Hotel Sahid, dibawalah rambutan itu, maka semut itupun ikut
lagi sampai kesana. Kesibukkannya yang tinggi, tidak sempat di makan rambutan.
Ketika hendak pulang ke Pondok Indah dan lewat pasar Kebayoran Lama, ditengah
perjalanan dia memakan rambutan dan kulitnya di buang di tempat sampah pasar
Kebayoran Lama.
Maka
semut tersebut dari pasar dan kembali kepasar, hanya dalam hitungan setengah
hari. Padahal jarak yang ditempuhnya berkilo-kilo meter, apabila semut tersebut
berjalan kaki, maka dibutuhkan berapa lama perjalanannya.
Dari
penjelasan yang diterangkan oleh Ust. Abdurrohman Djaelani tersebut,
menunjukkan betapa besarnya Kekuasaan Allah SWT, kalau Dia sudah berkendak
memperjalankan sesuatu, maka tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Seperti
halnya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW, bisa terjadi karena kehendak-Nya.
“Nah, kalau sudah begitu apa
yang tidak mungkin bisa diterima oleh akal, jadi ketika kita mau memahami
Firman atau Ayat-ayat Allah SWT. Harus mendahulukan keimanan kita, sehingga apa
pun yang diterimanya akan dapat diterima oleh akal manusia,” jelas Udjae
mengakhiri perbincangan. (Machfudh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar