Senin, 30 Juni 2014

Ust. Abudrrohman Djaelani (Udjae) Antara Iman dan Akal



Ditempat yang disediakan untuk para tamu undangan, Machfudh dari www.nurullailaturrahmah.blogspot.com berbincang-bincang kecil dengan Ust. Abdurrohman Djaelani (Udjae), mengenai banyak hal termasuk tema yang diangkat.

Menurut Udjae, tema yang diangkat pada Tabligh Akbar Isra Mi’raj kali ini, yaitu Antara Iman dan Akal. “Sebab kalau umat Islam menerima Firman Allah SWT dengan akalnya lebih dahulu, maka hasilnya akan tidak masuk akal. Tapi kalau menerimanya dengan Iman atau keimanannya, maka apa pun akan menjadi masuk akal,” ungkapnya disela-sela acara Tabligh Akbar, (31/05-2014).

Seperti semut, tambah Udjae, secara akal, tidak mungkin seekor semut bisa berkeliling Jakarta. “Dari pasar Kebayoran Lama ke daerah Pondok Indah, terus ke hotel Sahid, lalu kembali ke pasar. Semua itu kalau tidak dengan kekuasaan Allah SWT, hanya Dia yang bisa memperjalankan semut itu,” paparnya.

Bila mendengar penjelasan dari Udjae dengan mendahulukan akal, maka kemungkinan besar tidak akan masuk akal, karena bagaimana bisa seekor semut berkeliling Jakarta sedangkan jarak yang ditempuh itu berkilo-kilo meter jauhnya.

Lebih jelas lagi, Udjae menerangkan, semua bisa saja terjadi seperti halnya semut tadi. Kalau Allah SWT sudah berkehendak, apa pun bisa terjadi dengan Kuasa-Nya.

Semut itu kan bisa ada di mana-mana, semut yang satu ini ada di buah rambutan. Kemudian orang beli rambutan di pasar Kebayoran Lama, maka semut itu otomatis ikut kerumah orang tersebut, di daerah Pondok Indah.

Karena ada keperluan ke Hotel Sahid, dibawalah rambutan itu, maka semut itupun ikut lagi sampai kesana. Kesibukkannya yang tinggi, tidak sempat di makan rambutan. Ketika hendak pulang ke Pondok Indah dan lewat pasar Kebayoran Lama, ditengah perjalanan dia memakan rambutan dan kulitnya di buang di tempat sampah pasar Kebayoran Lama.

Maka semut tersebut dari pasar dan kembali kepasar, hanya dalam hitungan setengah hari. Padahal jarak yang ditempuhnya berkilo-kilo meter, apabila semut tersebut berjalan kaki, maka dibutuhkan berapa lama perjalanannya.

Dari penjelasan yang diterangkan oleh Ust. Abdurrohman Djaelani tersebut, menunjukkan betapa besarnya Kekuasaan Allah SWT, kalau Dia sudah berkendak memperjalankan sesuatu, maka tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Seperti halnya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW, bisa terjadi karena kehendak-Nya.
  
“Nah, kalau sudah begitu apa yang tidak mungkin bisa diterima oleh akal, jadi ketika kita mau memahami Firman atau Ayat-ayat Allah SWT. Harus mendahulukan keimanan kita, sehingga apa pun yang diterimanya akan dapat diterima oleh akal manusia,” jelas Udjae mengakhiri perbincangan. (Machfudh)

Tidak ada komentar: