Kamis, 18 Desember 2014

Allah Memberi Rezeki Sesuai Ukuran-Nya

 


Sebagian besar manusia melangkahkan kaki keluar dari rumah, sejak fajar hingga petang, bahkan tak sedikit dari mereka sampai larut malam. Mereka berlomba-lomba dalam mengais dan mencari rezeki, katanya, demi memenuhi kebutuhan mereka dan keluarganya.

 Sebesar apa pun usaha manusia dalam mencari rezeki, apabila Allah SWT belum menghendaki, maka rezeki yang diterima manusia tidak akan sesuai dengan harapannya. Tapi sebaliknya, walaupun kecil upaya yang dilakukan manusia, sedang Allah SWT telah menghendaki, maka rezeki yang diperolehpun seperti yang diharapkannya, bahkan lebih dari yang diinginkannya.

Sudah seharusnya manusia berpikir dan berusaha memahami, kenapa Allah SWT menurunkan rezeki tidak sesuai dengan harapan dan usahanya. Apa ada yang salah dalam diri manusia tersebut, sehingga Allah tidak berkehendak memenuhi ukuran rezeki sesuai yang diharapkan manusia itu.

Allah SWT berfirman dalam Surah (42) Asy Syuura Ayat 27;

Dan Jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha melihat.” (Q.S. 42 : 27)

Sebelumnya alangkah baiknya, apabila sedikit mengetahui ushul diturunkannya ayat diatas. Ibnu Jarir meriwayatkan dengan sanadnya, yang sampai kepada ‘Amr bin Harrits dan lainnya, bahwa mereka berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan penduduk Shuffah (serambi masjid). Hal itu karena, mereka mengatakan; ‘Kalau sekiranya kamu punya…dst. Mereka berangan-angan.

Merujuk kepada ayat diatas, bahwa jelas Allah menunjukkan rasa kasih dan sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan kelembutan-Nya itu, Allah tidak melapangkan rezeki kepada mereka, sesuatu yang dapat membahayakan agama (keimanan) mereka.

Hal tersebut karena Allah Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat, yaitu salah satunya mereka tentu akan lalai dari mentaati Allah, ketika mendatangkan kesenangan dunia. Sehingga mereka akan dipenuhi dengan hawa nafsu, bahkan kemaksiatan dan kezaliman.

Oleh karena itu, Allah SWT memberi mereka rezeki yang sesuai dengan kehendak-Nya, karena disana terdapat kebajikan bagi mereka. Allah lebih mengetahui dalam hal tersebut, sehingga memberikan kekayaan kepada orang yang berhak mendapatkannya, dan membuat fakir kepada orang yang juga berhak mendapatkannya.

Jika kekayaan dapat memperbaiki imannya, maka Allah akan memberikannya. Tetapi, jika kekayaan malah merusak keimanannya, maka Allah akan memberikan kefakiran kepadanya. Demikian pula, jika kesehatan dapat memperbaiki imannya, maka Allah akan memberikannya dan sebaliknya jika sakit yang dapat memperbaiki keimanannya, maka Dia akan memberikan sakit.

Namun demikian, kita sebagai manusia sudah seyogyanya berusaha dalam setiap langkah, tentunya dengan diiringi niat yang tulus dan ikhlas, serta keimanan kepada Allah SWT. Sehingga apa pun yang kita akan tuju dan harapkan, mendapatkan keridhaan-Nya, sehingga kita dapat memperoleh sesuai dengan keinginan yang juga sesuai dengan kehendak-Nya. Aammiinn. (Machfudh)

Tidak ada komentar: