Sabtu, 06 Desember 2014

TOLAK TERMINOLOGI JIHAD UNTUK TERORISME

Sekjen Kemenag Nur Syam menegaskan empat Menteri Agama yang tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), menyatakan menolak penggunaan terminologi “jihad” untuk kepentingan ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.

“Menteri MABIMS telah menyelesaikan pertemuan tidak resmi MABIMS yang dilaksanakan di Nusa Dua Beach, Denpasar, Bali. Pada pertemuan tersebut,  diimbau kepada seluruh kaum muslimin untuk tidak mendukung gerakan Islamic State (IS) dalam bentuk apapun,” kata Nur Syam, Rabu (03/12-2014), di Bali.

Nur Syam menjelaskan, pertemuan MABIMS didahului dengan Sidang Senior Officers Meeting (SOM) yang dilaksanakan pada tanggal 30 November – 02 Desember 2014. Dalam sidang itu, semua negara anggota MABIMS menyampaikan laporan bidang strategis dan bidang khas, sesuai dengan bidang yang menjadi tanggung jawabnya.

MABIMS ke-16 kali ini, mengambil tema Agama Sebagai Berkah Bagi Umat Manusia. “Tema tersebut diambil dalam rangka untuk menunjukkan, agama merupakan berkah bagi umat manusia untuk mengarahkan hidup ke jalan yang benar dan menjauhi kemunkaran,” kata Nur Syam.

Tema ini diangkat untuk menegaskan, umat Islam di kawasan serantau memberi peran yang signifikan terhadap pembangunan dan kesatuan negara dan bangsa. Mengakhiri pertemuan MABIMS ke-16, forum MABIMS menyampaikan beberapa butir pernyataan sikap.

Selain menolak penggunaan terminologi “jihad” untuk kepentingan ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme, forum ini juga menolak segala bentuk ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.

Hal lainnya mengutuk segala bentuk kejahatan kemanusiaan atas nama Islam yang berakibat pada hilangnya nyawa, cacat fisik, trauma psikis, dan pemiskinan secara ekonomi. Menolak penggunaan cara-cara kelompok ekstrimis, radikalis, dan teroris untuk menanggulangi kasus ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.

Kemudian MABIMS juga mengimbau kepada setiap orang, terutama kalangan generasi muda, untuk tidak bergabung dengan gerakan ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.

Kepada seluruh komponen masyarakat, diimbau pula untuk turut serta mewaspadai segala bentuk kegiatan yang mengarah kepadaaksi ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.

Selain itu, diimbau pula kepada seluruh kaum muslimin untuk tidak mendukung gerakan Islamic State (IS) dalam bentuk apapun, karena IS merupakan gerakan teror yang mengatasnamakan Islam.

“Mendukung gerakan IS, berarti mencederai Islam dan sekaligus membahayakan masa depan negara bangsa,” tegas Nur  Syam.

Pada bagian lain, Nur Syam menjelaskan, MABIMS bersepakat bahwa Pertemuan SOM ke-40 pada tahun 2015, akan dilaksanakan di Brunei Darussalam. Adapun SOM ke-41 dan MABIMS ke-17, tahun 2016, akan dilaksanakan di Malaysia. (Machfudh)

Tidak ada komentar: