Sekjen Kemenag Nur
Syam menegaskan empat Menteri Agama yang tergabung dalam MABIMS
(Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), menyatakan menolak penggunaan terminologi “jihad” untuk
kepentingan ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.
“Menteri MABIMS telah menyelesaikan pertemuan tidak resmi MABIMS yang dilaksanakan di Nusa Dua Beach, Denpasar, Bali. Pada pertemuan tersebut, diimbau kepada seluruh kaum muslimin
untuk tidak mendukung gerakan Islamic
State (IS) dalam bentuk apapun,” kata Nur Syam, Rabu (03/12-2014), di Bali.
Nur Syam
menjelaskan, pertemuan MABIMS didahului dengan Sidang Senior Officers Meeting (SOM) yang dilaksanakan pada tanggal 30 November – 02 Desember
2014. Dalam sidang itu, semua negara
anggota MABIMS menyampaikan laporan bidang strategis
dan bidang khas, sesuai dengan bidang yang menjadi
tanggung jawabnya.
MABIMS ke-16 kali ini, mengambil tema Agama
Sebagai Berkah Bagi Umat Manusia. “Tema tersebut diambil dalam rangka untuk menunjukkan, agama merupakan berkah bagi umat manusia untuk
mengarahkan hidup ke jalan yang benar dan menjauhi
kemunkaran,” kata Nur Syam.
Tema ini diangkat
untuk menegaskan, umat Islam di kawasan serantau
memberi peran yang signifikan terhadap pembangunan dan kesatuan negara dan
bangsa. Mengakhiri pertemuan MABIMS
ke-16, forum MABIMS menyampaikan beberapa butir
pernyataan sikap.
Selain menolak
penggunaan terminologi “jihad” untuk kepentingan ekstrimisme, radikalisme,
dan terorisme, forum ini juga menolak segala bentuk ekstrimisme, radikalisme,
dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.
Hal lainnya mengutuk
segala bentuk kejahatan kemanusiaan atas nama Islam yang berakibat pada
hilangnya nyawa, cacat fisik, trauma psikis, dan pemiskinan secara ekonomi.
Menolak penggunaan cara-cara kelompok ekstrimis, radikalis, dan teroris untuk
menanggulangi kasus ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.
Kemudian MABIMS juga mengimbau kepada setiap orang, terutama kalangan
generasi muda, untuk tidak bergabung dengan gerakan ekstrimisme, radikalisme,
dan terorisme yang mengatasnamakan Islam.
Kepada seluruh
komponen masyarakat, diimbau pula untuk turut serta mewaspadai segala bentuk
kegiatan yang mengarah kepadaaksi ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.
Selain itu, diimbau
pula kepada seluruh kaum muslimin untuk tidak mendukung gerakan Islamic State
(IS) dalam bentuk apapun, karena IS merupakan gerakan teror yang
mengatasnamakan Islam.
“Mendukung gerakan
IS, berarti mencederai Islam dan sekaligus membahayakan
masa depan negara bangsa,” tegas Nur Syam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar