Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi hari besar Umat Islam dan selalu
diperingatinya. Dimana pun, semua umat Islam menyelenggarakan perayaan
tersebut, tentunya bertujuan untuk mengingat kembali akan perjuangan Nabi SAW.
Dr. Ali Nurdin,
menguraikan tiga misi sosial Rasulullah SAW dengan mendasarkan Q.S. Al A’raf (7) Ayat : 157.
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang
menyuruh mereka (mengerjakan) yang ma’ruf dan melarang mereka dari
(mengerjakan) yang munkar, dan menghalalkan bagi mereka segala hal yang baik
dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, serta membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka, orang-orang yang
beriman kepadanya, memuliakanya, dan menolongnya, dan mengikuti cahaya terang
yang diturunkan kepadanya (Alquran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Pertama, misi amar ma’ruf nahi munkar. Ma’ruf dimaknai
sebagai segala hal yang disepakati secara konsensus oleh masyarakat tertentu, sebagai tradisi. Jadi, segala hal yang menyalahi
konsensus tersebut, dinilai sebagai munkar.
Namun yang
harus digarisbawahi, fitrah manusia itu cenderung pada kebaikan, sehingga
apapun yang dikonsensuskan, sesungguhnya bertujuan untuk kebaikan manusia. Ma’ruf sangat
dinamis, maka terbuka kemungkinan untuk ditinjau kembali dan bisa berubah.
Kedua, misi menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang
buruk. Poin ini, jangan diasumsikan bahwa Islam
hanya berkutat pada hal yang normatif saja. Sesungguhnya aspek ini, merupakan upaya Islam untuk menata kehidupan umatnya secara baik,
terhindar dari segala hal yang buruk.
Rejeki dan
makan-minum yang halal akan membentuk kepribadian yang baik pada diri umat
Islam. Ini modal penting untuk membangun kehidupan sosial yang terbaik.
Ketiga, misi untuk melepaskan beban dan belenggu umat
manusia. Misi ini menegaskan, betapa Rasulullah SAW sangat peduli untuk membahagiakan umatnya, bukan hanya di dunia tetapi juga
di akhirat kelak. Sampai-sampai, betapa keras kepedulian Rasulullah digambarkan
dalam Surah Ash-Sharh/94.
Dengan surah
ini, seakan-akan Allah ingin
menggembirakan Nabi Muhammad di tengah kerasnya upaya beliau membimbing
umatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar