Minggu, 24 Agustus 2014

Ustadz Awi Cheng Ho : Kuasai 5 Bahasa untuk Berdakwah

Pria nyentrik yang selalu bersepeda motor keliling Indonesia, Ustadz Awi Cheng Ho, mengaku menguasai 5 bahasa yang dipergunakan dalam berdakwah. “Saya menguasai bahasa Indonesia, China, Mandarin, Jepang, Hokian dan Touchu. Bisa untuk berdakwah dan buat nyari uang,” ujarnya kepada Machfudh di Masjid Asy Syarif, BSD, Tangerang.

Pria kelahiran Medan dan keturunan China ini, mengaku saat memutuskan memeluk agama Islam, karena perbandingan Agama dan Sejarah. (baca ‘Masuk Islam Karena Sejarah’)

“Bukan saya saja, tapi juga istri dan anak saya juga. Makanya ketika saya berkeliling di Jepang atau China, saya selalu menceritakan Wei Semok Wo Gie Islam, Mengapa saya kembali kepada Islam?” ungkapnya saat ditemui pada acara Dzikir dan Do’a bersama Ustadz Arifin Ilham.

Saat masih beragama Buddha, tambahnya, dia mengaku menyakini satu hal. “Yaitu hubungan kepada Allah SWT dan hubungan kepada manusia. Habblumminallah dan Habblumminannas,” tambah Ustadz Awi Cheng Ho.

Menurutnya, dia tidak akan mungkin yakin untuk memeluk agama Islam, kalau dirinya tidak berikhtiar. “Allah SWT telah mengatakan kepada kita, bahwasanya tidak akan berubah seseorang atau kelompok, kalau mereka tidak ingin merubahnya sendiri dengan tangannya,” katanya.

Karena itulah, dia mempelajari tentang agama dan sejarahnya, termasuk sejarah agama Islam di China dan negara lainnya. “Makanya saya menguasai 5 bahasa. Alhamdulillah, saya selama berkeliling, terutama di Jepang dan China. Saya sudah beberapa kali meng-Islam-kan orang Jepang dan China,” tukasnya.

Ditambahkannya, pada saat berkeliling di Jepang dan China, dia mengaku selalu menceritakan kenapa dirinya kembali kepada Islam. “Itu agar mereka mendengar, seperti apa sebenarnya Islam itu. Tentunya saya bercerita itu menggunakan bahasa mereka, itulah rahmat yang diberikan Allah SWT kepada saya,” tambah Ustadz Awi Cheng Ho.

Bahkan sampai saat ini, ketika dirinya diminta untuk memberikan tausiyah, selalu menggunakan bahasa-bahasa yang dikuasainya. “Kelebihan saya dalam menguasai bahasa, inilah yang saya pergunakan untuk berdakwah,” tandasnya. (Machfudh)

Tidak ada komentar: