Menteri Agama, Lukman
Hakim Syaifuddin, mengikuti “Gerak Jalan Perdamaian” yang
diselenggarakan The Wahid Institute
(WI), dalam rangka memperingati International
Day of Peace (Hari Perdamaian Internasional) 2014, Minggu, (21/09-2014) di Jakarta.
Gerak jalan dimulai pukul 06.30 WIB dari Patung Harjuna Wiwaha Monas, melintasi dan mengitari
Bundaran HI, kemudian finish di jalan Imam Bonjol.
Dalam sambutannya, Menag
menyatakan bahwa pada hakikatnya, setiap manusia, mendambakan perdamaian.
“Kegiatan ini tidak sekedar untuk
memperingati hari perdamaian internasional. Namun lebih dari itu, yakni dalam
rangka meneguhkan dan menegaskan komitmen kita bersama, betapa pentingnya
perdamaian bagi kehidupan. Karena pada dasarnya, setiap orang, mendambakan
perdamaian, meski kita beda keyakinan, agama dan kepercayaan,” terang Menag.
Indonesia, menurut Lukman Hakim Syaifuddin, sangat beragam, majemuk dan plural. “Kita mempunyai perbedaan
dihampir setiap sektor dan segi kehidupan. Sebesar, setajam dan sekeras apa pun
perbedaan itu, bisa kita satukan dengan iktikad untuk mewujudkan perdamaian.
Terima kasih The Wahid Institute, Gus durian, Komunitas Lintas Agama, dan lain
sebagainya,” pekiknya.
Dalam sambutannya, WI yang
diwakili Yenny Wahid, menyerukan, untuk melupakan sejenak konflik. “Mari, kita sejenak
melupakan konflik, meletakkan senjata, berdamai dengan lingkungan dan diri
sendiri,” seru Yenny.
Gerak Jalan Perdamaian ini, juga untuk
memperingati ulang tahun ke-10 WI dan kebetulan, Gus Dur dilahirkan pada bulan
September. Gerak Jalan Perdamaian ini kali, mendapatkan penghargaan Rekor MURI, sebagai Gerak Jalan Perdamaian dengan jumlah peserta
terbanyak komunitas, yakni 144 Komunitas, dan merupakan gerak jalan dengan
peserta komunitas terbanyak di dunia yang pernah ada.
Penghargaan MURI
diserahkan langsung oleh Jaya Suprana kepada Yenny Wahid. Dalam sambutannya,
Jaya Suprana memuji Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin.
“Saya melihat, dalam diri Pak
Menag ini, ada sukma Gus Dur, semoga 10 tahun ke depan bisa nyalon presiden,”
gurau Bos Jamu Jago ini disambut tepuk tangan.
Jaya juga melihat, Gus Dur
merupakan sosok yang luar biasa. “Kita bisa berkumpul di sini, karena Gus Dur.
WI didirikan Gus Dur untuk mempererat perdamaian. Karena menurut Gus Dur,
perdamaian adalah sebuah keniscayaan,” urai Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar