Kementerian Agama (Kemenag)
mengimbau kepada seluruh umat untuk tetap memegang teguh Ukhuwah Islamiah,
toleransi beragama, dan tetap saling menghormati keyakinan dalam perbedaan Idul
Adha, sehingga kekhusyukan ibadah pada bulan Zulhijjah tetap terjaga.
Imbauan itu disampaikan Pelaksana
Tugas Dirjen Bimas Islam yang juga Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah Kemenag Muchtar Ali saat jumpa pers di Jakarta, Senin (29/09). Hadir
dalam kesempatan ini, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin dan Cecep
Nurwendaya dari Planetarium dan Observatorium Jakarta yang juga anggota Badan
Hisab Rukyat Kementerian Agama RI.
Sebelumnya, ada perbedaan dalam
penetapan awal Zulhijjah. Ormas Islam Muhammadiyah menetapkan Idul Adha pada 4
Oktober 2014, sedangkan Pemerintah melalui sidang Itsbat (yang dilakukan pada
24 September 2014) menetapkan 1 Zulhijjah 1435 H jatuh pada hari Jumat, 26
September 2014 sehingga 10 Zulhijjah 1435 H (Idul Adha) bertepatan dengan
tanggal 5 Oktober 2014.
Cecep juga menyebutkan bahwa
hasil perhitungan yang dihimpun Tim Hisab Rukyat Kemenag dari berbagai sistem
hisab sepakat bahwa ijtimak menjelang awal bulan Zulhijjah terjadi pada hari
Rabu, 24 September 2014 M bertepatan dengan 29 Zulkadah 1435 H pada jam 13:15 WIB. Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut, posisi
hilal di seluruh Indonesia pada ketinggian antara -0.5 derajat (minus 0 koma 5
derajat) sampai +0.5 derajat (0 koma 5 derajat).
Pada hari rukyat Rabu, 29
Zulqadah 1435 H/24 September 2014 M, ketinggian hilal di seluruh wilayah
Indonesia di bawah batas Imkanur Rukyat. Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan
Rukyatul Hilal di seluruh Indonesia hilal tidak terlihat.
Muchtar Ali menegaskan penetapan
1 Zulhijjah 1435 H yang ditetapkan Pemerintah juga sesuai kesepakatan negara
Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam Mudzakarah Rukyat dan Takwim
Islam Negara MABIMS tanggal 21 sampai 23 Mei 2014 di
Jakarta dan Hasil Temu Karya dari para pakar Hisab Rukyat dan Astronomi tanggal
22 September 2014 di Jakarta.
Sementara itu, Arab Saudi
mempunyai acuan penanggalan berdasarkan kalender Ummul Quro, dalam situs
resmiya tertulis tanggal 1 Zulhijjah bertepatan dengan tanggal 25 September
2014. Mahkamah Ulya Saudi menetapkan berdasarkan laporan terlihatnya hilal di
Arab Saudi bahwa 1 Zulhijjah bertepatan dengan tanggal 25 September 2014
sehingga Idul Adha (10 Zulhijjah) jatuh pada 4 Oktober 2014.
Muchtar Ali menegaskan, perbedaan penetapan Pemerintah
Indonesia dan Saudi adalah sesuatu yang bisa saja terjadi disebabkan perbedaan
mathla’ (wilayah hukmi). “Itu sesuai dengan penegasan MUI
bahwa penetapan awal Zulhijjah/Idul Adha berlaku dengan mathla’ masing-masing
negara. Dalam hal ini ulama telah konsesus. Indonesia dalam melaksanakan Idul
Adha tidak dibenarkan mengikuti negara lain yang berbeda mathla’,” katanya. (Machfudh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar