Rabu, 24 September 2014

Pemaksaaan Kehendak Salahi Etika Islam

Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin, menegaskan bahwa pemaksaan kehendak atas sebuah paham atau keyakinan terhadap agama, tidak sesuai dengan etika Islam dan pesan Al-Quran.

“Pemaksaan kehendak atas paham agama, telah menyalahi sistem etika Islam yang dibangun berdasarkan Al Qur’an, saling menghargai dalam keberagaman,” tegas Lukman Hakim Syaifuddin, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional Tahun 2014 di Palembang Sport Convertion Center (PSCC), Selasa (23/09-2014).

Penegasan ini, disampaikan Menag menanggapi kondisi dunia Islam yang belakangan sedang mendapatkan tantangan serius berupa, munculnya kelompok-kelompok kecil mengatasnamakan jihad, melalui cara-cara kekerasan.

MTQ Internasional ini, dibuka oleh Wakil Presiden RI, Boediono. Hadir dalam seremonial pembukaan, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Guberbur Sumsel Alex Noerdin, Ketua DPRD Prov Sumsel Wasista Bambang Utoyo, Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara, Para Duta Besar dan Perwakilan Negara-Negara Sahabat, para Gubernur Se-Indonesia, Kepala Kanwil Kemenag Se-Indonesia.

“Ini merupakan momentum penting bagi umat Islam. Lebih mendalami dan mengimplementasikan nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Di hadapan Wakil Presiden RI, Boediono, Menteri Agama RI menyampaikan, bahwa sebagai Negara yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan tilawatil Al Qur’an. Indonesia tidak hanya sebatas event yang diselenggarakan oleh berbagai negara, tetapi perlu menjadi bagian dari tuan rumah yang telah dibuktikan melalui kegiatan MTQ Internasional sebelumnya.

Ditambahkannya, Al Qur’an mempunyai nilai universial  yang mencakup seluruh sistem privat dan sosial yang telah menginspirasikan umat manusia dalam pembangunan tatanan kehidupan yang lebih baik.

Selain itu, kepada masyarakat Indonesia, Lukman Hakim Syaifuddin berharap MTQ Internasional kali ini, bisa menjadi perekat antar umat beragama, khususnya Islam di dunia untuk terus menyatukan langkah dalam memajukan bidang-bidang keilmuan, teknologi dan riset, kerjasama ekonomi, kesehatan, serta politik dan keamanan.

“Spirit Al Qur’an diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi  Bangsa Indonesia. Al Qur’an memberikan penekanan arti pentingnya, saling mengenal dan kerjasama di tengah-tengah keragaman bangsa dan negara,” tandasnya. (Machfudh)

Tidak ada komentar: