Sebagai negara
besar, Indonesia dianugerahi dengan kemajemukan, di antaranya, adalah beragamnya umat beragama di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara menempatkan agama dalam posisinya yang
terhormat.
Untuk itulah
setiap pemeluk agama di Indonesia, dituntut pula untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Hal
tersebut, disampaikan oleh Sekretaris Ditjen
Bimas Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Muhammadiyah Amien, MA, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat, pekan lalu.
Mantan Rektor
IAIN Sultan Amai, Gorontalo, ini melanjutkan, dimensi agama tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia memang bukan
negara agama, tetapi Indonesia juga bukan Negara sekuler.
Amin
menambahkan, bahwa beragama merupakan jalan
kebenaran, tetapi jangan merasa paling benar. Agama merupakan jalan kemenangan,
tetapi jangan ingin menang sendiri. Menurut Amin, bertoleransi terhadap perbedaan, adalah kemestian demi menjauhkan bangsa dari
perpecahan. Tetapi, ia menambahkan, jangan keliru memahami toleransi.
“Toleransi
beragama, adalah penghargaan dan penghormatan
terhadap keyakinan berbeda, tetapi bukan mencampur-adukan agama. Karena untuk urusan agama, tidak ada
toleransi,” tegasnya.
Lebih lanjut,
Guru Besar ilmu Hadits, Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudin, Makassar ini, mengajak bangsa Indonesia untuk menciptakan perdamaian
dengan menghormati kemajemukan. Toleransi bisa dimaknai sebagai sikap dimana
pihak mayoritas menghargai minoritas, dan minoritas menghormati mayoritas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar