Orientasi beragama sami'na wa atho'na (Aku mendengar perintah-Mu), perlu
menjadi budaya umat Islam Indonesia. Hal itu dikemukakan, Wakil
Amirul Hajj, Prof Din
Syamsuddin, dalam
khutbah wukuf dengan judul; Meraih Kemabruran Menuju
Kehidupan Berkemajuan, di Arafah,
Jum'at (03/10-2014).
Sebelum dilakukan khutbah wukuf,
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Abdullah Muhammad Fachir, dan Amirul
Hajj sekaligus Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin, memberikan sambutan.
Dalam khutbahnya, Prof Din
mengatakan, jika sami'na wa tho'na menjadi budaya
beragama, maka umat islam di indonesia akan menjadi umat yang
berbondong-bondong memenuhi masjid, dan musholla pada setiap panggilan
adzan. Sehingga masjid dan mushola akan makmur dan bersyiar.
Indonesia tidak hanya menjadi
negeri ribuan masjid, melainkan juga negeri jutaan jamaah. Dengan
demikian,
masjid-masjid di Indonesia akan berfungsi, sebagai pusat peribadatan dan
pusat kegiatan muamalat umat.
Dengan demikian, kata Ketua Umum
MUI ini, banyak permasalahan umat Islam dalam berbagai bidang kebudayaan, seperti; sosial,
pendidikan, ekonomi dan politik akan dapat dibicarakan dan selanjutnya diatasi.
Jika sami'na wa atha'na menjadi budaya, maka umat Islam
akan menjadi umat yang berlomba-lomba mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah.
Sehingga trilliunan ruouah akan dapat terkumpulkan.
Sebagai hasilnya, jutaan fakir
misin dan kaum dhuafa dapat tersantuni dan terbedayakan, ribuan sekolah,
madrasah dan universitas akan dapat terbangunkan. Maka, dia menambahkan, fenomena
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan akan hilang dari kehidupan umat
Islam di Indonesia, negeri dari penduduk muslim terbesar di dunia.
Di bagian lain, Ketua Umum
PP Muhammadiyah ini, mengatakan adalah suatu takdir yang baik, bahwa wukuf yang dilakukan saat
ini, berlangsung
hari Jumat yang dikenal dengan sayyidul
ayyam atau semulia-mulianya hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar