Setiap peringatan maulid Nabi, memori kolektif umat Islam akan tertuju
kepada sosok pemimpin besar yang tidak saja negara. Wajar, jika sejumlah ilmuwan memberikan pengakuan akan sukses yang telah diukir
oleh sosok Muhammad SAW, sebagai nabi dan sekaligus negarawan (Prophet and Statesman).
Rasulullah SAW,
telah berhasil menyusun tatanan sistem masyarakat Madani yang identik dengan civil society, karena secara sosio-kultural mengandung substansi
keadaban atau civility dan merupakan
masyarakat yang sangat modern untuk zaman dan tempatnya.
Tak terlalu
berlebihan, jika dikatakan Nabi Muhammad telah
melakukan konseptualisasi tatanan kehidupan sosial politik dan kenegaraan, memiliki daya jangkau menembus batas-batas ruang dan
waktu jauh ke depan yang tetap relevan sampai saat ini.
Disisi lain,
keberhasilan Nabi Muhammad SAW, tidak diraih dengan mudah, tetapi melalui perjuangan panjang. Di tengah
runtuhnya moralitas bangsa Arab yang bersemangat tribalisme, Nabi Muhammad SAW, membawa perubahan yang signifikan, akan pentingnya nilai-nilai kemanusian dan keadilan.
Ada tiga cara yang digunakan Nabi Muhammad SAW, dalam melakukan penataan masyarakat madinah. Pertama, membangun infrastruktur masyarakat dengan masjid sebagai simbol dan
perangkat utamanya. Kedua,
menciptakan kohesi sosial melalui proses persaudaraan antara dua komunitas yang
berbeda, yaitu Quraisy dan Yatsrib, serta komunitas Muhajirin dan Anshar dalam
bingkai solidaritas keagamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar