Sekretaris Jenderal Kementerian
Agama RI, Nur Syam, mewakili
Menteri Agama RI, membuka
secara resmi kegiatan Swayamvara Tripitaka Gatha (STG), tingkat
Nasional IX Tahun 2014, berlangsung 20 - 15 Oktober
di Hotel Mercure, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
Pembukaan STG
IX, pada Selasa
(21/10-2014), ditandai
dengan pemukulan gong oleh Sekjen Kemenag, didampingi Dirjen Bimas Buddha, Dasikin. Wakil Ketua
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Suhadi Sendjaja. Dan,
Sekjen Konferensi Agung Sangha Indonesia (Kasi), Bhikkhu Dhammakaro Thera. Hadir
dalam pembukaan ini, para pejabat eselon I dan II Kementerian Agama RI, serta
Asisten Kesra provinsi DKI Jakarta, Bambang
Sugiono.
Dalam kesempatan ini, Sekjen
membacakan sambutan tertulis Menteri Agama RI ke 21, Lukman Hakim Syaifuddin, meyakini
bahwa Indonesia akan hebat dan jaya dengan Sang Saka Merah Putih dan Bhinneka
Tunggal Ika, jika semua mampu menjaga dan merawat bangunan keindonesiaan dalam
semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Untuk itu, mari kita
persembahkan karya dan amal bakti untuk Indonesia, yang lebih baik dan sejahtera,” ungkapnya.
Diharapkannya, bahwa kegiatan STG tingkat nasional ini, dapat menjadi proses
pembelajaran yang baik, serta pembangkit motivasi bagi para peserta untuk
menumbuhkan keyakinan, rasa persatuan, dan kesatuan, sebagai modal sosial membangun
bangsa. Kegiatan STG yang dulu, bernama Festival Seni dan Baca
Kitab Suci Dhamapada, diharapkan pula menjadi ajang bagi umat Buddha, untuk
menunjukkan ketrampilan, baca kitab suci, olah seni, olah suara dan budaya.
Kegiatan lomba ini, sekaligus
diharapkan memacu minat generasi muda Buddhis, untuk mempelajari keragaman
irama, lagu, maupun cara melantunkan teks-teksi sucinya. Hal itu, akan
semakin menumbuhkan kecintaan umat Buddha, terhadap seni baca kitab yang
membangkitkan rasa keragaman budaya dan pendakian spiritualitas.
“Berbahagialah saudara sekalian, bahwa
kegiatan lomba Swayamvara Tripitaka Gatha, sebagai kegiatan umat Buddha
yang diapresiasi oleh pemerintah, dan memperebutkan piala bergilir Presiden RI. Piala Presiden ini, hasil karya
anak bangsa mendiang, Banten Giriraktito Mahathera,” jelasnya.
Selain itu, diimbau
agar spirit sportifitas tetap dijaga selama perlombaan. Kompetsisi dan
persaingan yang sehat dibangun dan dibingkai, dengan sikap saling menghormati sesama kontingen. Sehingga STG, bukan semata-mata uintuk mencari
pemenang dan juara, serta lebih sekedar menjadi sang juara, namun kegiatan ini, mempunyai
makna penumbuhan rasa percaya diri, potensi, sportifitas, kejujuran, adalah hal
yang harus dipupuk dalam arena kehidupan yang lebih luas.
Sementara. Ketua Panitia STG
IX. Caliadi
melaporkan, STG tingkat Nasional IX tahun 2014, diikuti
oleh 29 kontingen, mewakili provinsi se-Indonesia dengan jumlah peserta
sebanyak 1.189 orang.
Tema yang dipilih dalam kegiataan STG IX ini, adalah Kita tingkatkan pengabdian dan kebersamaan
dalam pembangunan bangsa.
Cabang yang dilombakan pada STG IX, di Jakarta tahun 2014, antara lain; lomba baca
Dhamapada (berkelompok 4 orang), lomba baca Parita (Bahasa Pali berkelompok 3
orang), lomba melafalkan Sutra/Mantra (Bahasa Sanskerta, berkelompok 4
orang), dan lomba melafalkan Liamkeng (Bahasa Mandarin berkelompok 5 orang).
Selain itu, lomba Dhammadesana
dalam Bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin; semuanya untuk kelompok
perorangan putera dan puteri.
Ada juga lomba menyanyi solo putera dan puteri, lomba
seni patung bernuansa Buddhis berbahan lilin perorangan, lomba paduan suara (12
orang) dan ditambah Eksibisi yaitu lomba seni tari kreasi Buddhis (8 orang) dan
Drama cerita Buddhis satu babak berkelompok 8 orang. STG
IX di Jakarta ini juga dimeriahkan dengan pameran. (Machfudh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar