Jujur, sebuah kata yang mungkin tidak asing lagi
terdengar oleh telinga kita, namun kata tersebut lebih berat pelaksanaannya
daripada mengucapkannya. Padahal, Allah SWT telah memerintahkan kepada manusia
untuk berlaku jujur sejujur-jujurnya, walaupun akibat dari kejujuran tersebut
menimpa kerabat atau saudara kita sendiri.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah
Yaassiin (36) Ayat 17, dimana Allah menghendaki kita untuk menyampaikan semua
perintah dan larangan dari-Nya dengan jelas sejelas-jelasnya, tanpa ada yang
ditutup-tutupi.
“Dan,
kewajiban Kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.” (Q.S. 36 : 17)
Makna yang tersurat dari ayat diatas ini, merupakan
perintah Allah kepada manusia untuk menyampaikan kebenaran dengan benar
sebenar-benarnya, baik terhadap diri sendiri (intropeksi) dan keluarga, maupun
kepada manusia yang lainnya.
Perintah
Allah tersebut, merupakan kewajiban kami
(jamak), bukan satu orang atau manusia tertentu saja. Hal ini, dikarenakan Allah
SWT memerintahkan kepada semua manusia, agar menyampaikan apa-apa yang menjadi
perintah-Nya dan apa-apa saja yang dilarang oleh-Nya.
Maksudnya;
tugas manusia itu hanya menyampaikan perintah dengan jelas sejelas-jelasnya, tentunya
sesuai dengan keinginan dan kehendak Allah SWT. Selanjutnya, bukanlah tugas manusia
lagi setelah menyampaikan perintah Allah tersebut.
Jika
manusia yang disampaikan perintah Allah itu, mendapatkan petunjuk-Nya, maka
itulah keberuntungan dan taufik bagi manusia, namun jika manusia tidak mau
menerimanya, maka manusia yang telah menyampaikan tersebut, tidak akan bisa
berbuat apa-apa.
Mengenai diterima atau tidaknya perintah Allah
tersebut, hal itu bukanlah sebuah tanggung jawab dari manusia yang
menyampaikannya. Semua kembali kepada kehendak Allah SWT, seperti firmannya
dalam Surah An Nuur (24) ayat 46, Allah SWT hanya memberi petunjuk kepada siapa
saja yang dikehendaki-Nya.
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan, Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya
kepada jalan yang lurus.” (Q.S.
24 : 46)
Makna tersurat diatas, Allah SWT
telah menunjukkan maksud-maksud syar’i,
adab-adab yang terpuji, dan pengetahuan yang baik. Sehingga jelaslah, jalan
yang seharusnya ditempuh manusia, serta semakin jelas pula mana yang hak dan
mana yang bathil.
Semua sudah dijelaskan di dalam
Al Qur’an, sehingga tidak ada lagi syubhat dan kemusyrikan. Karena pengetahuan
tersebut turun dari Tuhan yang ilmu-Nya sempurna, rahmat-Nya sempurna, dan
penjelasan-Nya pun sempurna.
Jadi, apabila manusia dalam
menjalani hidup dalam kehidupannya berpegang teguh kepada Al Qur’an (Sunnatullah) dan Sunnah Rasul, maka manusia
tersebut akan mendapatkan petunjuk bagaimana seharusnya dalam menjalani kehidupan
di dunia ini, karena jalan tersebut sesuai dengan keinginan dan kehendak-Nya.
Oleh karena itu, manusia berkewajiban untuk menyampaikan perintah Allah
SWT dengan sejelas-jelasnya, tanpa harus ada yang ditutup-tutupi, sehingga
memberikan kemaslahatan bagi manusia sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam
firman-firman-Nya (Al Qur’an).
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah Al An’am (6) Ayat 152, manusia
diperintahkan untuk berlaku adil, walaupun merugikan kerabatnya sendiri. Kata merugikan, disini bila dilihat dari sisi
manusia, tentunya tidak akan mengenakan. Tapi, bila dilihat dari sisi Allah
SWT, pasti ada sesuatu dibalik itu semua.
“Dan,
janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar
kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah
kerabat(mu), dan penuhilah
janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
ingat.” (Q.S. 6 : 152)
Makna
tersurat dari ayat diatas, manusia diperintahkan untuk berkata jujur
sejujur-jujurnya, walaupun perkataan jujur yang diucapkannya tersebut, tidak
mengenakan bagi manusia lain, termasuk juga saudara atau kerabatnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar