Varian kurma yang ditawarkan di
kebun kurma Quba, Madinah selalu menarik minat jamaah haji untuk membelinya.
Satu jenis favorit pengunjung adalah kurma ajwah yang dinilai punya banyak
khasiat.
“Kemarin ada
rombongan orang Indonesia membeli kurma Ajwah, setiap orang sampai 25 kilogram,” kata Nana,
salah seorang karyawan di kebun, dan pusat penjualan kurma Quba, Sabtu (11/10-2014).
Sebagai pusatnya pohon kurma,
kota Madinah selalu tempat mampir utama para jamaah haji, sebagai
wisata usai pelaksanaan puncak haji dan umrah. Jenis kurma ajwah tetap menjadi
bintang, meski terbilang paling mahal, yakni 80 riyal per kilogram atau
sekitar Rp 250 ribu.
Menurut Nana, di Quba kebun kurma
cukup luas. Pohon kurma biasanya, berbuah setiap musim panas. Kebetulan tahun ini banyak berbuah
pada bulan Ramadhan lalu.
“Setelah
musim haj, akan tutup 1,5 bulan,” kata Nana yang berasal dari Sukabumi.
Di tempat ini, dia bekerja khusus disediakan untuk pembeli dari Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura. Tetapi pembeli terbanyak memang orang Indonesia.
Di tempat ini, dia bekerja khusus disediakan untuk pembeli dari Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura. Tetapi pembeli terbanyak memang orang Indonesia.
“Saya sudah
dua kali ini ke Madinah. Pertama kali waktu umroh dan kalau ke Madinah, saya selalu
membeli kurma Ajwah,” kata jamaah haji dari Jakarta, Dedeh.
Menurut dia, kurma Ajwah diyakini
memiliki khasiat tersendiri. Kurma Ajwah, disebut sebagai kurma
Nabi, Karena sering dimakan oleh Rasulullah saw. Kurma ini, diyakini
dapat sebagai obat, menangkal racun dan hal-hal yang kurang baik.
Bahkan dalam buku sejarah Madinah, karya Dr
Muhammad Ilyas Abdul Ghani disebutkan, Nabi Muhammad SAW bersabda; barang siapa di waktu pagi makan
tujuh butir kurma, dari kedua labah (batas sebelah timur dan barat), dia tidak akan
kena racun hingga waktu sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar