Senin, 27 Oktober 2014

K-13 Hindari Generasi Strowberry

Kurikulum 2013 (K-13), telah diimplementasikan di Madrasah, khususnya untuk kelas I, IV, VII dan X. Sebagai sebuah Kurikulum yang baru, tentu dalam implementasinya tidak semudah apa yang diteorikan. Namun, paling tidak Kurikulum 2013, telah membawa spirit perubahan dalam dunia pendidikan.

Pesan ini, disampaikan  Direktur Pendidikan Madrasah, M. Nur Kholis Setiawan, pada Sarasehan Penyiapan Implementasi Kurikulum 2013, dalam Perspektif Pengembangan Pendidikan Madrasah bagi Kepala dan Guru MTsN dan MAN se-Jember.

Kegiatan ini, diselenggarakan di MAN I Jember Jawa Timur, pada 24 Oktober 2014, yang dihadiri oleh Kepala Bidang Madrasah Kantor Kemenag se-Jawa Timur, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kab. Jember, serta  seluruh kepala dan guru MTsN dan MAN se-Jember.

“Yang membedakan K-13 dengan Kurikulum-kurikulum sebelumnya, adalah spirit perubahan atau perubahan paradigmatik. Dalam K-13, guru tidak menjadi satu-satunya idola. Guru tidak menjadi satu-satunya penceramah, tidak menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dan inspirasi peserta didik,” ungkap M. Nur Kholis S.

Menurutnya, bahwa dalam K-13, peserta didik dilatih untuk menyikapi hidup dan menghadapi tantangan melalui rubrik-rubrik observasi/pengamatan, refleksi, bertanya, pendalaman karakter, motivasi, renungan, dan menjawab kasus-kasus.

Dengan perubahan paradigmatik inilah, K-13 tidak akan menjadikan peserta didik, sebagai generasi strowberry. Strowberry adalah buah yang menarik. Warnanya merah ranum, tampilannya indah, memunculkan kesan positif, namun ketika tergores sedikit saja, ia sudah lecet, rusak dan tidak indah lagi.

“Generasi kita sekarang punya kecenderungan menjadi generasi strowberry, karena terlalu lama dimanjakan oleh sistem pendidikan sebelumnya. K-13 mencoba menghindari generasi strowberry tersebut,” tegasnya. (Machfudh)

Tidak ada komentar: