Kurikulum 2013 (K-13), telah
diimplementasikan di Madrasah, khususnya untuk kelas I, IV, VII
dan X. Sebagai sebuah Kurikulum yang baru, tentu dalam implementasinya tidak
semudah apa yang diteorikan. Namun, paling tidak Kurikulum 2013, telah
membawa spirit perubahan dalam dunia pendidikan.
Pesan ini, disampaikan Direktur
Pendidikan Madrasah, M. Nur Kholis Setiawan, pada Sarasehan Penyiapan
Implementasi Kurikulum 2013, dalam Perspektif Pengembangan Pendidikan Madrasah bagi Kepala dan
Guru MTsN dan MAN se-Jember.
Kegiatan ini,
diselenggarakan di MAN I Jember Jawa Timur, pada 24
Oktober 2014, yang dihadiri oleh Kepala Bidang Madrasah Kantor Kemenag se-Jawa
Timur, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kab. Jember, serta
seluruh kepala dan guru MTsN dan MAN se-Jember.
“Yang membedakan K-13 dengan
Kurikulum-kurikulum sebelumnya, adalah spirit perubahan atau perubahan paradigmatik. Dalam K-13, guru tidak
menjadi satu-satunya idola. Guru tidak menjadi satu-satunya penceramah, tidak
menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dan inspirasi peserta didik,” ungkap M. Nur
Kholis S.
Menurutnya, bahwa dalam K-13, peserta didik dilatih untuk menyikapi hidup dan
menghadapi tantangan melalui rubrik-rubrik observasi/pengamatan, refleksi,
bertanya, pendalaman karakter, motivasi, renungan, dan menjawab kasus-kasus.
Dengan perubahan paradigmatik
inilah, K-13 tidak akan menjadikan peserta didik, sebagai generasi strowberry. Strowberry adalah buah yang
menarik. Warnanya merah ranum, tampilannya indah, memunculkan kesan positif,
namun ketika tergores sedikit saja, ia sudah lecet, rusak dan tidak indah lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar