Saat ini, Negara kita sedang
mengalami bonus demografi. Maksudnya, anak-anak usia sekolah (0 – 24 tahun), mencapai
lebih dari 100 juta orang. Jumlah peserta didik sebesar ini, menjadi challenge terbesar bagi bangsa Indonesia
untuk menyiapkan masa depannya.
Hal tersebut, diutarakan oleh Sekretaris Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, dalam membuka
Bimbingan Teknis (Bimtek), Kurikulum 2013, Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (PAI SD), di Makassar, Senin (13/10-2014).
Bonus demografi tersebut, harus
benar-benar dimanfaatkan secara maksimal. Jika bisa membina anak-anak usia
produktif, maka Indonesia akan kuat secara SDM, dan sumber
daya ekonomi pada tahun 2045.
Bayangkan, jika anak-anak SD, SMP, SMA dan SMK
yang berjumlah 53 juta dididik dengan baik, maka dapat dipastikan akan
diperoleh lulusan yang baik pula. “Di sinilah signifikansi dari Pendidikan
Agama Islam (PAI), turut serta mendorong peserta
didik memiliki pengetahuan, karakter dan perilaku / sikap yang memadai,” tegasnya.
Menurut Guru Besar UIN Alauddin, Makassar ini, PAI memiliki dua tujuan
utama. Pertama, PAI sebagai instrumen yang menjadikan
peserta didik taat dan sholeh, menjalankan agama Islam. Kedua, PAI
sebagai instrumen yang menyiapkan peserta didik, menjadi toleran dan menghargai
dan menghormati keragaman dengan orang lain.
Dalam penilaian Doktor Lulusan
Jerman ini, tujuan inilah yang membedakan pendidikan agama di Indonesia dengan
negara-negara lain, khususnya di Barat. Di Barat, pendidikan agama hanya memenuhi
tujuan kedua, atau
sebagai instrumen kohesif yang dapat merekatkan warga negara.
Sisi positifnya, di sana hampir
tidak pernah ditemukan kekerasan atas nama agama, dan intoleransi antar umat
beragama.
Kamaruddin Amin menambahkan,
signifikansi dan tujuan PAI seperti di atas, erat
kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013 PAI dan
Budi Pekerti. Kurikulum 2013, mendorong peserta didik memiliki pemahaman dan pengetahuan
memadai, karakter kuat, perilaku dan sikap terpuji.
Pada kesempatan yang sama, Plh. Kanwil Kemenag RI, Provinsi Sulawesi Selatan, Yuspiani,
melaporkan implementasi Kurikulum 2013 PAI di Sulsel, perlu
ditingkatkan capaiannya. Bagi Ibu yang juga Kabid PAI
ini, “Hingga tahun
2014 ini, masih 40% GPAI yang perlu ditingkatkan kompetensinya, di bidang
kurikulum 2013 PAI,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar