Selasa, 07 Oktober 2014

Radikalisme Bertentangan dengan Rahmatan Lil Alamin

Munculnya gerakan Islamic State of Irak and Syria (ISIS), mendeklarasikan negara Islam, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan umat Islam. Hal ini, tak lepas dari cara kekerasan yang mereka pilih, dalam memperjuangkan berdirinya khilafah.

Sebagaimana diberitakan berbagai media, ISIS tak segan-segan membunuh siapapun yang menolak dan menentang gerakannya. Akibatnya, berdampak pada timbulnya stigma negatif bagi Islam.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonenesia (MUI), menegaskan dalam paparannya sebagai keynote speak, pada seminar Nasional terkait ISIS, diselenggarakan Kementerian Agama RI, bulan Agustus yang lalu, bahwa radikalisme yang mentasnamakan Islam sangat berdampak negatif, bagi citra Islam.

Radikalisme, telah mencederai prinsip-prinsip Islam rahmatan lil’alamin, menumbuhkan ketakutan terhadap Islam.Islam menolak segala bentuk penindasan dan kesewenang-wenangan. Karena Islam menjunjung tinggi nilai-nilai rahmatan lil’alamin. Nah, segala produk radikalisme, secara prinsip bertentangan dengan Islam rahmatan lil’alamin, tuturnya.

Din menambahkan, fenomena ISIS yang tengah merebak, sebenarnya bukanlah hal baru. ISIS adalah bentuk baru radikalisme yang sebelumnya sudah eksis. Menurutnya, kemunculan ISIS, selain disebabkan oleh faktor internal perbedaan pemahaman keagamaan, juga sebagai dampak politik global, terutama masih terjadinya berbagai penindasan terhadap dunia Islam.

Terkait upaya pencegahan, Din menyatakan komitmentnya bersama ormas-ormas Islam, untuk bersama-sama pemerintah melakukan pencegahan, atas berbagai potensi munculnya radikalisme, termasuk ISIS, dan melakukan pembinaan kepada eks kelompok radikal.

Namun, Din berharap pemerintah memberikan data valid, terkait nama-nama kelompok-kelompok yang disinyalir eks mujahid Afghanistan, dan lainnya, sehingga dapat diberikan pembinaan. Ormas Islam, siap bekerjasama dengan pemerintah meredam radikalisme. Tentunya, kami juga harus diberikan akses dan data terkait kelompok-kelommpok radikal tersebut, tandasnya.

Din yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah, mengajak seluruh umat Islam di dunia untuk mengurangi konflik internal, melakukan dialog guna meredam potensi konflik. Karena Islam yang kuat, tak bisa dibangun di atas perpecahan. (Machfudh)

Tidak ada komentar: