Saat ini
kemajuan dunia telah banyak mempengaruhi generasi muda, terutama akhlaknya,
sering terlihat seorang anak sudah berani melawan orang tua. Bahkan anak-anak sekarang merasa dirinya lebih pintar, sehingga
keadaan kerap terbalik.
Ironisnya, anak bukannya patuh kepada perintah orang
tua, melainkan sebaliknya orang tua tunduk dibawah kendali anak. Na’udzubillahi min jaliq. Padahal dalam
Al Qur’an da Sunnah Rasulullah SAW, telah ditegaskan bagaimana kewajiban anak
untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Berbakti kepada kedua orang tua, yang sering
disebut oleh para ulama sebagai “Birrul
walidaini”. Ternyata terlihat betapa pentingnya keududukan kedua orang tua,
sehingga diwajibkan Allah SWT untuk berbakti kepada mereka.
Apapun perintah orang tua, sudah seharusnya
dipatuhi dan ditaati oleh anak-anaknya, selama perintah tersebut tidak
melanggar syariat Islam. Maka berbuat baik atau Ihsan kepada orang tua, dapat dipenuhi dengan memenuhi semua yang
menjadi hak kedua orang tua.
Lawan dari Birrul
walidaini adalah Aqqul walidaini,
yaitu durhaka kepada kepada orang tua. Misalnya melakukan perbuatan yang dapat
menyakiti perasaan dan menyakiti badaniah kedua orang tua, baik melalui
perkataan maupun perbuatan, serta mengabaikan semua kebaikan orang tua.
Jadi, hukum berbakti kepada kedua orang tua
adalah wajib ainiy, sedangkan durhaka
sudah pasti haram hukumnya. Seperti yang telah ditegaskan di dalam Al Qur’an
Surah Al Israa’ Ayat 23 dan 24; Allah SWT berfirman;
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia*).” (Q.S 17 : 23)
*) Mengucapkan kata Ah kepada
orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau
memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
“Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil’.” (Q.S 17 : 24)
Betapa pentingnya berbakti kepada orang tua dan
betapa mulianya kedudukan mereka di sisi Allah SWT, sehingga perintah untuk
berbakti kepada ibu bapak setelah perintah untuk beribadah kepada Allah SWT
tanpa mempersekutukannya.
Pada ayat lain dijelaskan bahwa bersyukur kepada
orang tua (yaitu dengan berbakti kepada mereka), merupakan rasa syukur kepada
Allah SWT, karena Allah menciptakan manusia melalui rahim orang tua. Seperti
dalam Al Qur’an Surah Al An’am Ayat 151, Allah SWT berfirman;
“Katakanlah:
‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah
kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan,
Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu
mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun
yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar’. Demikian itu yang
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (Q.S 6 : 151)
Namun demikian, berbakti menjadi kewajiban
mutlak bagi seorang anak untuk menuruti dan mentaati semua perintah kedua orang
tua walau mereka belum memeluk agama Islam, kecuali jika perintah tersebut
untuk mempersekutukan Allah SWT.
Hal tersebut ditegaskan dalam Al Qur’an Surah Luqman
Ayat 15, Allah SWT berfirman;
“Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S 31 : 15)
Muncul pertanyaan,
kenapa harus berbakti kepada kedua orang tua, sedangkan mereka tidak beriman
kepada Allah SWT? Perintah tersebut dikarenakan jasa orang tua, terutama ibu
yang rela berkorban selama mengandung anaknya, kemudian menyusui dan merawatnya
hingga besar.
Seperti yang
dijelaskan dalam Al Qur’an, Surat Luqman Ayat 14, Allah SWT berfirman;
“Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. 31 : 14)
Sebelumnya mengakhiri, sang Fakir mohon maaf karena tidak ada niatan untuk menggurui,
hanya sekedar memberikan informasi yang sang
Fakir ketahui. Dan sedikit mengangkat kisah nyata yang diceritakan oleh
Rasulullah SAW.
Ada 3 orang yang terjebak dalam gua, kemudian
mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal shaleh yang pernah
dilakukannya, tujuannya agar Allah SWT memperkenankan doa mereka dan bisa
keluar dari goa yang tertutupi oleh bebatuan.
Dari ketiga orang tersebut, hanya satu orang terakhir yang memanjatkan doa, isinya bahwa
amal shalehnya adalah “Aku memiliki orang
tua yang sudah lanjut usia, dan aku selalu mendahulukan kepentingan mereka
dibandingkan keluarga dan hartaku. Aku biasa membawakan minuman (susu) bagi
mereka, dan tidak membiarkan siapapun meminumnya kecuali setelah mereka minum.
Apabila ini adalah amal shaleh yang bisa mendapatkan ridha-Mu, maka
keluarkanlah kami dari gua ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar