“Saat kau bermunajat, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah,
dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kau membesarkan-Nya. Niscaya
rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepadamu”.
Ketahuilah, jika semua manusia bersatu untuk memberikan sebuah kebaikan
kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang
telah ditulis untukmu. Jika semua manusia bersatu untuk mencelakakanmu, niscaya
mereka tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan
atasmu. Pena telah diangkat dan tinta telah kering”.
Hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi ini diungkapkan pula dalam redaksi berbeda. “Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah diwaktu lapang, niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan seiring dengan kesabaran, jalan keluar seiring dengan cobaan dan kemudahan seiring dengan kesulitan”.
Saudaraku, redaksi hadits ini singkat, padat namun cakupan maknanya teramat dalam dan luas. Dalam hadis Rasulullah Saw. memberikan kunci-kunci bagaimana mendapatkan pertolongan Allah. Satu pesan utama hadis ini adalah “penghambaan” kepada Allah.
Laa haula walaa quwwata illa billahil aliyul adziim. Tiada daya maupun upaya selain atas
kekuatan Allah. Saat kita menyadari kekerdilan diri di hadapan Allah, maka
pertolongan Allah akan mendatangi kita. Bukankah kita makhluk lemah, sedangkan
Allah Maha Menggenggam segalanya?
Aa pernah bertanya kepada seorang guru, “Bagaimana caranya agar doa kita cepat dikabul oleh Allah?”. Beliau menjawab, “Saat kau berdoa, saat kau munajat, atau saat kau sujud, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kau membesarkannya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepadamu.”
Jadi, kunci terpenting agar kita ditolong Allah adalah dengan
sungguh-sungguh menghamba kepada-Nya. Saat kita ingin dimuliakan Allah, maka
akuilah kehinaan kita di hadapan Allah. Saat kita ingin dilebihkan, maka akui
kekurangan kita di hadapan Allah. Saat kita ingin dikuatkan Allah, maka akui
kelemahan kita di selemah-lemahnya di hadapan Allah.
Imam Ibnu Atha’ilah berkata, “Buktikan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Akuilah kehinaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Akuilah kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan kekuatan-Nya.”
Saudaraku, sekali lagi, kekuatan terbesar yang kita miliki bukanlah kekuatan fisik, intelektual, kekuasaan ataupun harta kekayaan. Kekuatan terbesar kita adalah “pertolongan Allah”. Pertolongan Allah ini sangat dipengaruhi kualitas keyakinan kita kepada-Nya.
Kualitas keyakinan biasanya akan melahirkan kekuatan ruhiyah. Kekuatan
ruhiyah akan melahirkan akhlakul karimah, seperti kualitas sabar, syukur,
ikhlas, tawadhu, iffah, zuhud, qanaah, dsb. Karena itu, kemuliaan akhlak
tergantung dari sejauh mana kita mengenal Allah. Wallaahu a’lam.
(Machfudh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar