Kamis, 17 Juli 2014

Laili Tri Lestari Menerapkan Metode Kinestetik pada Anaknya

Hafiz Qur’an, belakangan mulai digandrungi kalangan umat Islam, terutama orang tua. Ada yang memasukkan buah hatinya ke pesatren hafiz Qur’an, adapula yang berusaha sendiri dengan mempelajari metode-metode menghafal Qur’an dengan cepat.

Selain itu, tak sedikit dari mereka menerapkan metode hasil pemikirannya sendiri, seperti yang dilakukan seorang ibu berusia 30 tahun, Laili Tri Lestari, asal Bone, Sulawesi. “Awalnya saya pakai metode gerak, terus berkembang menjadi metode body languarge. Belakangan dikenal dengan metode Kinestetik,” paparnya saat ditemui di Gedung Tanah Air, TMII, Jakarta, Kamis (10/07-2014).

Menurutnya, metode yang diterapkan kepada anak-anaknya dalam menghafal Al Qur’an, disebut sebagai metode kinestetik, hal itu karena ada ilmu yang mempelajarinya, menyeimbangkan perkembangan otak anak.

“Saya menerapkan metode itu kepada anak-anak, salah satunya Kaisa itu sejak dia belum masuk TK, usianya lima tahunan, termasuk juga kepada semua saudara-saudaranya,” ungkap ibu dari lima orang anak tersebut kepada Machfudh.

Ketika diminta untuk sedikit bercerita mengenai awal dirinya menerapkan metode tersebut kepada anak-anaknya, Laili Tri Lestari, mengungkapkan bahwa saat dia dan keluarga masih tinggal di kampung halamannya, yaitu Bone, Sulawesi Selatan.

“Kalau tidak salah tahun 2005, menjadi kebiasaan keluarga, ketika dirumah kami selalu melantunkan ayat-ayat Al Qur’an. Ya sambil nyapu, ngepel, nyetrika dan lainnya. Bahkan saat sedang hamil, saya justru semakin sering melantunkan ayat-ayat Al Qur’an,” ungkapnya mengawali cerita.

Menurut pengakuannya, ketika dirinya sedang mengurus anak, dia berpikir bagaimana suasana rumah terasa hidup. “Makanya saya tidak pernah bosan membaca Al Qur’an, walau saya masih hamil,” kata Laili Tri Lestari.

Pada saat dirinya mengerjakan pekerjaan rumah sambil melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, otomatis semua anak-anaknya mendengarkan dirinya mengaji.

“Usai mengerjakan pekerjaan rumah, saya mengajak anak-anak untuk duduk di teras. Terus saya tanya kepada mereka, ‘tadi umi baca apaan?... Ternyata  mereka tahu dan hafal dari ayat yang saya bacakan.

Meskipun demikian, Laili Tri Lestari belum memfocuskan hal tersebut, hanya sebatas itu saja. “Kami di undang ke Makkasar, saya diminta mengajar di Sekolah Islam Athirah, dan saya diminta menjadi kepala sekolahnya,” paparnya.

Mulai dari sinilah, Ibu dari Kaisa salah satu peserta mulai berpikir sehingga menciptakan sebuah metode. “Suami bertanya bagaimana anak TK bisa hafal anaba kurang dari satu bulan. Dari itulah saya berpikir keras, karena sudah pasti sulit meminta anak TK menghafal,” tukas Laila Tri Lestari.

Laili Tri Lestari mengaku, bahwa dirinya terus berpikir keras, sampai suatu ketika dirinya sedang membaca makna dari ayat Al Qur’an. “Tiba-tiba tangan saya bergerak sendiri, dari situlah saya mencoba menerapkan metode gerak tersebut,” ungkapnya.

Ketika dia mencoba mempraktekkan di kelas TK A dan TK B tempatnya mengajar, ternyata menurut Laila Tri Lestari, semua anak TK menyenangi dan nyaman tanpa beban ketika menghafalkan anaba.

“Alhamdulillah, dari pertama sampai saat ini tidak ada kendala anak-anak mengalami kesulitan dalam menghafal,” tambah Laili yang juga menerapkan metode gerak kepada anak-anaknya di rumah,

Sayangnya, ketika dirinya tengah menerapkan metode gerak tersebut, dalam perjalanan teamnya di TK tempat mengajar bubar. Namun demikian, dirinya tidak putus asa, akhirnya dia menerapkan dan mengembangkan metode tersebut di rumah terhadap anak-anaknya.

“Saya bersyukur, anak TK yang saya ajar dengan metode itu. Mereka sudah bisa menghafalkan anaba hanya dalam waktu sekitar 15 hari,” papar Laila yang juga mengaku kalau dirinya menyisipkan pelajaran bahasa Inggris disela-sela metodenya tersebut.

Termasuk juga terhadap kelima anaknya di rumah, menurut pengakuannya, anak-anaknya yaitu Muhammad Kholil Al Kamali (9), Muhammad Zakiru Fuady Al Kamali (8), Muhammad Aep Hadib Al Kamali (7), terus Kaisa Auliya Kamal (5), terus adiknya Zaenu Fikry Al Kamali (4) dan yang terakhir dalam kandungan belum ada namanya.

“Saat ini mereka semua sudah mampu menghafalkan Al Qur’an sebanyak 2 juz, kecuali adiknya Kaisa dan yang masih dalam kandungan ini,” tandas Laili Tri Lestari. (Machfudh)

Tidak ada komentar: