Menjalankan perintah dan menjauhi larangan
Allah SWT, sudah menjadi kewajiban sebagai umat Islam, baik yang wajib maupun
yang sunnah. Begitu juga dengan perintah puasa, ada yang wajib (puasa Bulan
Ramadhan) dan ada puasa yang sunnah.
Tulisan kali ini, Insya Allah, sang fakir ingin berbagi pengetahuan mengenai puasa
sunnah, di mana puasa tersebut mempunyai manfaat dan faedah masing-masing.
Memang banyak puasa sunnah yang kerap dijalani oleh kaum muslimin, namun sang
fakir hanya menyampaikan beberapa saja.
Puasa sunnah sepanjang tahun, ada beberapa,
diantaranya; Puasa Enam Hari dalam Bulan Syawal, Puasa ‘Arafah, Puasa Muharram,
Puasa Asyura, Puasa Sya’ban dan lain sebagainya. Berikut ini sedikit penjelasa
mengenai puasa-puasa sepanjang tahun.
Pertama,
Puasa Enam Hari dalam Bulan Syawal
Fadhillah atau keutamannya sangat besar, bila
mengerjakan puasa sunnah di dalam Bulan Syawal. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW
bersabda; “Siapa berpuasa Ramadhan,
kemudian diiringi dengan puasa (sunnah) enam hari dalam bulan Syawal, adalah
seperti berpuasa selama setahun.” (H.R. Muslim)
Adapun cara melaksanakan puasa tersebut, lebih
afdhol (terbaik) secara
berturut-turut. Dimulai pada hari kedua Bulan Syawal, tetapi boleh dan sah
dengan dilaksanakan dengan tidak berturut-turut. Misalnya, sehari puasa dua
hari tidak, kemudian puasa lagi, asalkan puasa itu dilaksanakan genap enam hari
dalam bulan Syawal.
Malahan sebagian ulama mengharuskan puasa enam
hari dalam bulan Syawal, boleh sambil diniatkan beserta puasa qadha Ramadhan,
bila ada kebocoran dalam menunaikan puasa di Bulan Ramadhan.
Kedua,
Puasa Hari ‘Arafah (9 Zulhijjah)
Puasa pada Hari
‘Arafah ini disunnahkan bagi orang yang tidak menunaikan ibadah Haji.
Fadhilahnya sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Abi Qatadah
R.A, ujarnya, Rasulullah SAW tekah ditanya oleh sahabat mengenai puasa hari ‘Arafah.
Rasulullah SAW, bersabda; “Ia menghapuskan dosa setahun yang lalu dan
tahun-tahun kemudiannya.” (Diriwayatkan oleh Muslim dan At Turmuzi)
Menerusi hadits dari Abi Qatadah R.A, mengatakan bahwa Rasulullah SAW
bersabda; “Puasa pada hari ‘Arafah itu, menghapuskan dosa dua tahun yang lalu,
dan tahun yang akan datang.” (Diriwayatkan oleh Muslim)
Ketiga, Puasa pada
Bulan Muharram
Abi Hurairah R.A, menerangkan, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda; “Seafdhal-afdhal puasa selepas Ramadhan,
ialah puasa pada bulan Allah, yaitu bulan Muharram. Dan seafdhal-afdhal sholat
selepas sholat fardhu, ialah sholat malam.” (Riwayat Muslim)
Dari Ibnu Abbas R.A, katanya, telah bersabda Rasullullah SAW; “Siapa
berpuasa pada hari Arafah, niscaya terhapus dosanya dua tahun. Dan siapa
berpuasa satu hari daripada bulan Muharram, maka untuknya setiap sehari
(mendapat pahala) 30 hari.” (Dikeluarkan
oleh al-Tabrani)
Keempat, Puasa pada
Hari Asyura (10 Muharram)
Dari Abi Qatadah R.A, bahwasanya Rasullullah SAW telah ditanya mengenai
puasa hari Asyura (yakni hari ke-10 bulan Muharram), maka Baginda SAW bersabda;
“Ia akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (Riwayat Muslim)
Kelima, Puasa Haru
Tasu’a (9 Muharram)
Puasa pada hari Tasu’a atau pada tanggal 9 Muharram ini, disunnahkan, namun
Rasulullah SAW belum sempat mengerjakannya. Beliau bersabda; “Sesungguhnya, jika aku hidup pada tahun
kedepan, aku akan berpuasa pada 9 Muharram.” (Riwayat Ahmad dan Muslim)
Perlu diperhatikan, puasa sunnah pada hari ke – 10 Muharram, hendakya digabung dengan haru
sebelumnya, yaitu pada hari ke – 9. Atau diikuti dengan hari berikutnya, yaitu
hari ke -11 bulan Muharram. Dan alangkah baiknya lagi, jika dikerjakan tiga
hari berturut-turut, yaitu dimulai pada tanggal 9 sampai tanggal 11 bulan
Muharram.
Namun, jika puasa sunnah tersebut dikerjakan hanya pada tanggal 10 Muharram
saja, maka hukumnya makruh. Karena menyerupai amalan dari pada orang Yahudi.
Rasullullah SAW bersabda; “Berpuasalah
pada hari Asyura (10 Muharram), dan janganlah menyamai perbuatan orang Yahudi.
Oleh karenanya, berpuasalah sehari sebelum dan sehari sesudahnya.” (Riwayat
Imam Ahmad)
Keenam, Puasa Bulan
Sya’ban
Dari usamah bin Zaid R.A, katanya, dia berkata; “Wahai Rasulullah, tidak saya lihat tuan berpuasa satu bulan dari
bulan-bulan (dalam setahun selain Ramadhan), seperti tuan berpuasa pada buan
Sya’ban.”
Rasulullah SAW, bersabda; “Bulan ini
(yaitu Bulan Sya’ban), adalah bulan yang manusia lalai padanya Rajab dan
Ramadhan. Padahal ia (yaitu Bulan Sya’ban), ialah bulan diangkatnya semua
amalan kepada Allah seru sekalian alam, maka aku suka amalanku diangkat dan aku
berpuasa.” (Riwayat Al Nasai’)
Ummu Salamah R.A, pula berkata; “Tidak
pernah aku melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulanberturut-turut, melainkan
pada Bulan Sya’ban dan Bulan Ramadhan.” (Riwayat Al Turmuzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar