Sabtu, 12 Juli 2014

Ustadz Zaki Mirza Blackcampaign Diharamkan Agama

Memperebutkan tahta kursi kepresidenan di negara manapun, pasti tidak akan pernah terlepas dari yang namanya kampanye jujur dan tidak jujur alias gelap atau blackcampaign. Bahkan di Indonesia, belum lama ini melangsungkan pemilu Presiden, juga diwarnai dengan kampanye hitam.

Menurut Ustadz  Zaki Mirza saat ditemui disela-sela acara Da’i Muda Indonesia, mengungkapkan bahwa politik merupakan sesuatu yang sangat rentan dengan nilai-nilai manipulasi, nepotisme dan segala macam, karena politik itu adalah kepentingan.

“Pasti ada yang namanya blackcampaign, sudah pasti sifatnya ilegal. Karena isinya bisa mendzolimi orang lain atau mengungkapkan sisi lain dari lawannya yang belum tentu kebenarannya,” jelas Ustadz Zaki Mirza kepada Machfudh di Studio 3 MNC TV, Kamis (10/07-2014).

Bukan saja pemerintah yang melarang dan menyatakan tidak sah, tambahnya, dalam Agama Islam juga diharamkan dalam melakukan kampanye hitam. “Sudah jelas, bagaimana pun juga mendzolimi seseorang itu sangat tidak baik, makanya agama mengharamkannya,” tambahnya.

Mandzolama dzulima, barang siapa yang mendzolimi, maka suatu saat akan terdzolimi. Merujuk pada hadits tersebut, menurut Ustadz Zaki Mirza, bahwa negara tidak akan pernah bisa menemukan konteks, baldatun thoyyibatun warabbun ghafur, negara yang makmur dan sejahtera.

“Selama dalam proses pemerintahan masih ada yang menjalankan sesuatu yang dibenci Allah SWT, misalnya seperti melakukan kampanye gelap, money politik yang sebenarnya dalam hukum agama itu kan tidak jujur. Sedangkan Islam, sangat menuntut kita dalam bernegara itu harus secara adil,” paparnya.

Kalau dikembalikan kepada konteks Pancasila, tambah Ustadz Zaki Mirza, dimana pancasila merupakan suatu payung yang menaungi semua rakyat Indonesia dari berbagai perbedaan, karena Indonesia beraneka ragam, bhinneka tunggal ika.

“Misalnya pada sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Kampanye hitam sudah jelas tidak berprikemanusiaan dan bertolak belakang dengan pancasila, berani berbuat tapi tidak mau bertanggung jawab. Namun, itulah yang politik, tidak ada kawan atau lawan, yang ada hanya kepentingan,” tandasnya. (Machfudh)

Tidak ada komentar: