Seorang muslim janganlah hanya sekedar identitas saja,
namun jadilah seorang muslim yang paham dan mengamalkan, Al Qur’an dan As
Sunnah. Ketika seorang muslim membaca dua kalimat syahadat, maka konsekuensinya
ia harus memiliki perasaan terpanggil oleh isu-isu ke-Islam-an.
Berusaha mencari solusi dari permasalahan hidup yang
berbasis Islam, serta memiliki daya ketertarikan terhadap perkembangan dunia
Islam. Bahkan didalam dirinya tertanam keinginan untuk mendalami pengetahuan
tentang Islam itu sendiri.
Sehingga menjadi pondasi dan motivasi yang kuat dalam
menjalankan syariat Islam. Kalau sudah begitu, maka dapat dikatakan dia itu
sebagai seorang muslimyang handal. Seorang muslim yang memiliki sinkronisasi
antara identitas, pengetahuan dan pengamalan secara utuh dan konsisten.
Berdasarkan beberapa sumber dan rujukan, ada
sekurangnya tiga syarat yang harus dimiliki seseorang, agar menjadi seorang
muslim yang handal. Tidak terpengaruh dengan apa pun latar belakang, profesi
dan tingkat pendidikannya. Ketiga syarat itu, adalah sebagai berikut;
Pertama, memahami teori ke-Islam-an. Menjadi
seorang muslim yang handal, haruslah paham terhadap teori ke-Islam-an.
Pengalaman ajaran Islam haruslah berbasis pengetahuan, bukan atas dasar
ikut-ikutan.
Apalagi
pengamalan yang menyangkut rutinitas ibadah ritual, misalnya sholat, puasa dan
lain sebagainya. Janganlah memiliki pandangan bahwa urusan agama adalah urusan
ustadz atau kyai. Seorang muslim wajib mencaritahu mengenai pengetahuan tentang
Islam, maka ketika melakukan sesuai dengan rujukan yang bisa
dipertanggung-jawabkan.
Sehingga
dalam dirinya muncul keyakinan yang benar-benar dari hatinya, serta pengakuan
bahwa selain Allah SWT tidak ada yang patut disembah, bukan hanya sekedar
simbol tapi pelaksanaan dan kehidupan sehari-hari.
Kedua, menguasi bahasa Arab. Memahami bahasa
Arab, merupakan sesuatu yang tidak mungkin ditinggalkan oleh setiap muslim.
Karena, jika tidak maka akan mengalami kesulitan dalam mendalami pengetahuan
tentang dunia Islam.
Selain
itu, keseluruhan ajaran Islam diwariskan dalam bahasa Arab. Sholat, teks Al
Qur’an, do’a-do’a yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Semuanya menggunakan
bahasa Arab yang harus dipahami dengan bail dan benar, maka sebagai seorang
muslim yang handal haruslah menguasai bahasa Arab.
Pada awal
abad 4 hijriah, semua ulama disaat umat Islam dalam puncak kejayaan, tidak ada
yag menyatakan bahwa bahasa Arab itu tidak penting. Ibnu Khaldun, seorang
pengelana di jaman itu, menuturkan bahwa seluruh tempat yang ia singgahi,
menerapkan bahasa Arab.
Jadi
bagaimana mungkin, seseorang yang telah menyatakan diri dan mengklaim telah
menjadi muslim yang baik, namun dirinya tidak menguasai bahasa Arab.
Al Qur’an,
adalah pedoman umat Islam yang diwariskan dalam bahasa Arab, kunci sukses dalam
mendalaminya adalah pengetahuan atas bahasa Arab. Ketika mendalami Al Qur’an,
janganlah mengedepankan terjemahannya saja, apalagi hanya membaca teks latinnya
saja.
Ketiga, mengenal sejarah Islam. Memahami sejarah
dan perjalanan ajaran Islam, wajib diketahui dan dipahami oleh seorang muslim
yang handal, mulai dari kelahirannya sampai detik ini. Seseorang akan merasa
percaya diri manakala dirinya mampu menjelaskan latar belakang asal usulnya,
baik daerah maupun keturunannya.
Begitu
pula dengan aqidah, seorang muslim akan merasa nikmat dan termotivasi dengan
identitas ke-Islam-annya, ketika dirinya paham dan mengerti tentang sejarah
Islam. Mengetahui dengan pasti apa itu Islam, bagaimana perjuangan serta puncak
kejayaannya.
Sebaliknya,
ketika seorang muslim tidak mengenal sejarah, maka dirinya akan gampang
terpuruk pada sikap pesimis terhadap keadaan. Maka belajarlah memahami sejarah
Rasulullah SAW, para sahabatnya, dinasti Umayyah, Abbasyiah, Usmaniah, dan lain
sebagainya.
Akhir kata, Sang Fakir mohon maaf, tidak ada maksud untuk menggurui, bahkan mungkin yang membaca jauh segalanya dari sang Fakir, hanya sekedar berbagi informasi dan mengharap ridha Allah SWT. Aammiinn. (Machfudh/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar