Selasa, 15 Juli 2014

Hidup Berdampingan dengan Pengikut Agama Lain Bagian VII



Pandangan Al Qur’an mengenai hidup berdampingan secara damai di antara pemeluk agama, merupakan pemikiran orisinil Islam. Banyak ayat Al Qur’an, dalam ragam bentuk dengan lugas menganjurkan kepada umat Islam memperhatikan masalah penting ini.

Pada bagia ke enam, telah dipaparkan mengenai Islam semenjak permulaan telah mencanangkan prinsip-prinsip perdamaian. Melalui jalan tersebut, Islam telah memuluskan perdamaian internasional dan koeksistensi secara damai di antara pemeluk agama-agama dunia.

Selain itu, Islam mendorong perdamaian, juga memerangi segala bentuk ilusi superior atas agama lain, seperti lanjutannya sebagai berikut;

9.       Memerangi segala ilusi superior atas agama lain

Sebagian ayat dalam Al Qur’an, bercerita tentang peperangan terhadap keyakinan-keyakinan ekstrem dan fanatisme agama-agama lain. Keyakinan keliru yang menjadi sumber segala kebencian dan permusuhan terhadap pengikut agama-agama lainnya.

Kitab samawi kita adalah Al Qur’an. Setelah menyeru kepada umat Islam untuk dapat hidup berdampingan secara damai, dan bersikap toleran dengan pengikut agama lainnya. Serta mengikis habis akar ilusi dan pikiran-pikiran keliru agama-agama lainnya, terkait dengan keunggulannya atas agama lain.

Orang-orang Yahudi dan Kristen, menyakini bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan, hanya merekalah yang menjalin hubungan abadi dengan Tuhan. Surga Tuhan terkhusus untuk mereka dan pengikut agama lain sama sekali tidak memiliki kelayakan untuk masuk kedalamnya.

Hanya Yahudi dan Kristen yang apa pun gelarnya, lebih unggul dan lebih tinggi dari semuanya. Dan, paling layak mendapatkan kehormatan dan pemuliaan. Seluruh pengikut agama lainnya, harus menghormati dan tunduk di hadapan dua bangsa pilihan ini. (Ham Ziisti Madzhabi, Muhammad Mujtahid Syabistari, Maktab Islam, Tahun 7, No. 3, Hal. 37)

Dalam Al Qur’an surah Al Maa-idah ayat 18, Allah SWT berfirman;

 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. dan kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).” (Q.S. 5 : 18)



Allah SWT juga berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 111 – 112;
 
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: ‘Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani’. demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: ‘Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar’. (tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S. 2 : 111 – 112)

Oleh karena itu, sesuai dengan pesan ayat tersebut diatas, surganya Allah SWT, tidak dalam dominasi ekslusif kelompok tertentu. Dengan demikian, Al Qur’an memerangi pemikiran-pemikiran arogan, angkuh dan fanatisme buta, bahaya dan dapat menyulut api peperangan.

Dan dengan argumentasi menampakkan kerapuhan dan tidak logisnya pemikiran-pemikiran tersebut, bahkan sudah jelas bahwa apabila pemikiran keliru dan bahaya ini berkuasa atas bangsa dan masyarakat.

Maka mereka tidak akan dapat mencicipi perdamaian dunia dan koeksistensi dengan para pemeluk agama lainnya. Meminimalisir berbagai fanatisme buta, perasaan superior dan rasialisme, merupakan ruang bagi tersedianya koeksistensi secara damai dengan agama-agama, bangsa-bangsa dan mazhab lainnya di dunia.

Dalam pandangan Al Qur’an, tidak ada satu pun bangsa pilihan, dan tiada pula satu pun agama yang sudah mengingat persaudaraan dengan Tuhan. Superioritas dan keagungan terkhusus bagi orang-orang yang hanya tunduk di hadapan hakikat dan kebenaran atas kekuasaan Allah SWT. Serta fanatisme tidak akan menghalanginya untuk menerima kebenaran tersebut.

10.   Korporasi dan kerjasama dalam masalah-masalah internasional

Diantara keharusan dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat adalah koorporasi dan… (Bersambung)

(Machfudh/quran.al-shia.org dan berbagai sumber)

Tidak ada komentar: