Pandangan
Al Qur’an mengenai hidup berdampingan secara damai di antara pemeluk agama,
merupakan pemikiran orisinil Islam.
Banyak ayat Al Qur’an, dalam ragam bentuk dengan lugas menganjurkan kepada umat
Islam memperhatikan masalah penting ini.
Pada
bagian keempat, sudah dijelaskan mengenai Tidak
ada satu pun agama, sebagaimana agama Islam yang memberikan jaminan kebebasan
dan menjaga kemuliaan, serta hak-hak kaum minoritas.
Islam menyediakan
keadilan sosial secara sempurna di negeri Islam, bukan hanya untuk kaum
Muslimin, melainkan juga bagi seluruh warga negerinya, meski dengan adanya
perbedaan agama, mazhab, ras, bahasa, dan warna kulit. Berikut ini adalah
kelanjutannya;
7. Menerima secara
resmi para nabi dan kitab-kitab samawi
Pada dasarnya, seluruh
kitab samawi senada dalam masalah-masalah prinsip (ushul) antara satu dengan yang lainnya, serta menuju pada tujuan yang
satu (menggembleng dan menyempurnakan manusia).
Meskipun pada
masalah-masalah cabang, sesuai dengan tuntutan aturan kesempurnaan gradual (tahapan) masing-masing berbeda satu sama
lainnya. Setiap ajaran baru telah melintasi tingkatan yang lebih tinggi dan
lebih memiliki program yang lebih aplikatif dan menyeluruh.
Sembari memberikan
penghormatan terhadap para nabi dan kitab-kitab samawi sebelumnya, Al Qur’an
juga telah membenarkannya. Allah SWT berfirman dalam surah Al Maaidah ayat 48;
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian*) terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
untuk tiap-tiap umat diantara kamu*), Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”
(Q.S. 5 : 48)
*) Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk
menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab
sebelumnya.
*)
Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.
Kurang-lebih terdapat
dua puluh ayat lain yang membenarkan dan menyokong Taurat dan Injil.
Diantaranya sebagai berikut;
Allah SWT berfirman
dalam suran Ali ‘Imran ayat 50;
“Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan
untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku
datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. karena
itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” (Q.S. 3 : 50)
Surah An Nisaa’ ayat
47, Allah SWT berfirman;
“Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa
yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu
sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang*) atau
Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat
maksiat) pada hari Sabtu*). dan ketetapan Allah pasti berlaku.”
(Q.S. 4 : 47)
*) Menurut kebanyakan mufassirin, Maksudnya ialah
mengubah muka mereka lalu diputar kebelakang sebagai penghinaan.
*) Lihat surat Al Baqarah ayat 65 dan surat Al
A'raaf ayat 163.
Allah SWT berfirman
dalam surah Al Maaidah ayat 46;
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab
Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.”
(Q.S. 5 : 46)
“Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: ‘Hai Bani Israil,
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku,
Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang
akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)’. Maka tatkala Rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata:
‘Ini adalah sihir yang nyata’.” (Q.S. 61 : 6)
“Dan setelah
datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada
mereka*), Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi)
untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, Maka setelah datang kepada
mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat
Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” (Q.S. 2 : 89)
*)
Maksudnya kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat dimana
diterangkan sifat-sifatnya.
“Dan setelah
datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (Kitab)
yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat)
melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak
mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).” (Q.S. 2 : 101)
Pada dasarnya, sunnah Ilahi
ini, bahwa setiap nabi membenarkan dan menyokong nabi sebelumnya, dan
membenarkan setiap kitab samawi sebelumnya. Allah SWT dalam menyokong Musa dan
Taurat, melalui nabi dan kitab samawi selanjutnya, yaitu Nabi Isa dan Injil.
8.
Mendorong perdamaian internasional
Islam semenjak permulaan telah mencanangkan prinsip-prinsip perdamaian… (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar