Menanggulangi terorisme membutuhkan kebijkan yang komprehensif, tidak saja
penindakan dan penegakan hukum, tetapi perlu mengedepankan pencegahan.
Kebijakan pencegahan haruslah bersifat semesta, memerlukan peranserta semua
kalangan masyarakat.
“Bersama mencegah terorisme adalah panggilan semesta demi Indonesia yang
damai,” ujar Mayjen TNI Agus Surya Bakti di acara press
conference, Hotel Borobudur, Jakarta,
(02/06-2014).
Terorisme hingga kini menjadi momok yang menghantui dan menebar kecemasan
publik secara mondial, sehingga memunculkan ‘globalisasi
ketakutan’. Paras gerakan terorisme bertumbuh dan bermetamorfosa dari mulai
jaringan besar hingga dalam wujudnya yang bersifat individual.
“Bagai ular, terorisme bergerak secara klandestin, dan tiba-tiba beraksi dengan
berbagai cara, seperti bom bunuh diri, penembakan, penculikan, dan bentuk
kekerasan lainnya,” tandas suami Bella Saphira itu.
Indonesia, negeri yang ‘kenyang’ dengan tragedi terorisme, tambahnya,
berbagai aksi terorisme telah menumpahkan bercak-bercak darah di negeri yang
elok nan indah ini.
“Peristiwa bom hingga penembakan terhadap aparat polisi, menjadi contoh dari
aksi brutalisme yang telah dipertontonkan oleh kelompok terorisme,” papar
Deputi I BNPT Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi itu kepada
wartawan.
Menurutnya, Indonesia kini berada pada jurang ‘darurat terorisme’. Aksi ‘bom
besar’ dari mulai bom Bali I tahun 2002, bom Bali
II 2005, bom Kuningan, bom Marriot 2003, dan bom Ritz
Carlton 2009.
“Memang tampak mulai reda. Walaupun teror dalam skala kecil dan menengah
masih terjadi secara sporadis,” tandasnya.
Diakuinya, upaya yang telah dilakukan belum mampu meredam radikalisme yang
terus beranak pinak.
“Karenanya, upaya kesiapsiagaan dengan dibarengi pencegahan yang tepat guna,
dan menyatu dalam kesadaran bersama menjadi sangat vital. Ya itulah,
pencegahannya harus bersifat semesta, maksudnya dilaksanakan secara bersama
dengan semua elemen yang ada di masyarakat,” ujar Mayjend TNI Agus Surya Bakti. (Machfudh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar