Minggu, 06 Juli 2014

Pengertian Iman

Bicara mengenai iman, bila dilihat dari katanya, berasal dari bahasa Arab, yang artinya percaya. Sedangkan pengertian iman menurut istilah, adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan (tindakan).

Ketika iman disambungkan dengan kata lain, seperti Iman kepada Allah SWT. Memiliki pengertian bahwa membenarkan dengan hati bahwa Allah itu sebagai Kholik (Pencipta) yang benar-benar ada, dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya.

Kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, Laa ilaha ilallah (tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah SWT), serta dibuktikan dengan perbuatan yaitu mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh-Nya.

Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mukmin (orang yang beriman) sempurna, apabila dirinya memenuhi ketiga unsur keimanan diatas. Jika seseorang megaku dalam hatinya tentang keberadaan Allah SWT, diikrarkan dengan lisan dan tetapi tidak dibuktikan dengan amal perbuatan.

Maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Hal itu, karena ketiga unsur keimanan tersebut, merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Beriman kepada Allah SWT, merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia. Allah SWT memerintahkan agar umat manusia beriman kepada-Nya, sebagaiman firman Allah SWT dalam surah An Nisaa’ ayat 136;

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (Q.S. 4 : 136)


Surah An Nisaa’ ayat 136 ini, memberikan penjelasan bahwa apabila ingkar kepada Allah SWT, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Dimana orang yang sesat tidak akan merasa bahagia di dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah SWT sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.

Ayat tersebut juga, dikenal sebagai Rukun Iman. Yaitu beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat-Nya, beriman kepada Rasul-Nya, beriman kepada Kitab-Nya, dan beriman kepada hari akhir (Kiamat).

Salah satu makhluk yang Allah SWT ciptakan yang bersifat ghaib di alam ini, adalah malaikat. Karena bagi manusia, malaikat tidak dapat dilihat ataupun disentuh dengan panca indera manusia. Namun demikian, sebagai seorang muslim diwajibkan beriman kepada malaikat.

Iman kepada malaikat, termasuk dalam rukum iman yang kedua. Maksudnya, menyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati, bahwa Allah SWT telah menciptakan malaikat sebagai utusan untuk melaksankan tugas-tugas tertentu dari Allah.

Dalil yang menjelaskan hal tersebut, termaktub di dalam surah Faathir ayat 1, Allah SWT berfirman;

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. 35 : 1)

Dalam Hadits Riwayat Muslim, juga menjelaskan tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah SAW bersabda; “Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang buruk.”

Unsur kedua keimanan dalam Islam, yaitu percaya kepada malaikat ini sangatlah penting. Karena akan dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik. Dari ayat dan hadits diatasm dapat diketahui pula, bahwa beriman kepada malaikan adalah perintah Allah SWT.

Demikianlah sedikit mengenai pengertian iman, semoga dapat bermanfaat. Bila ada kata-kata yang salah itu tak lain datangnya dari penulis yang fakir ini, sedangkan bila benar itu semata-mata hanya kebenaran dari Allah SWT.

Akhirul kalam, sang Fakir mohon maaf, tidak ada niatan untuk menggurui atau biar dipandang sebagai ustadz. Tapi, ini semua hanya untuk mengharap ridha Allah SWT. Aammiinn. (Machfudh/berbagai sumber)

Tidak ada komentar: